Guarana. |
PENGAWAL | MEDAN - Petani di Sumut boleh bergembira. Koperasi Pemuda Habonaran Abadi (KPHA) berhasil mendatangkan tanaman eksklusif dari Brazil, Guarana sebagai tanaman alternatif yang amat menguntungkan petani.
Tanaman ini berasal dari Brazil dan memiliki Hak Kekayaan Intelektual perusahaan Brazil. Indonesia menjadi negara ketiga yang menanam Guarana setelah Brazil dan Malaysia.
Apa saja keunggulan Guarana? Tanaman Guarana adalah tanaman yang perawatan dan penanamannya mudah, daya tahan kuat dari serangan penyakit dan tumbuhan serangga. Masa panen juga cepat, 14-15 bulan dan mengeluarkan hasil dua kali dalam satu tahun dengan produksi 5-20 kilogram/pokok.
Tanaman Guarana memiliki daun-daun yang besar dan bunga yang berkelompok, serta dikenal karena buahnya, yang besarnya sama dengan biji kopi. Tanaman ini menghasilkan produk utama berupa ekstrak Guarana yang bisa digunakan menjadi bahan utama untuk minuman berkarbohidrat, minuman bertenaga dan isotonik, produk kecantikan, obat herbal dan obat lainnya, obat kanker serviks, dan banyak manfaat lainnya.
Sebagai suplemen diet, guarana adalah penambah energi yang efektif karena mengandung kafein yang 2 kali lebih banyak daripada kafein yang terkandung pada biji kopi. Sekitar 2%-4,5% kandungan kafein pada biji guarana, sementara kopi hanya mengangung kafein 1%-2%.
Selain untuk bubuk kopi, biji guarana menghasilkan produk utama berupa ekstrak guarana yang bisa digunakan untuk minuman berkarbohidrat, minuman bertenaga dan isotonik, produk kecantikan. Lebih dari itu, tanaman itu memiliki manfaat untuk penyembuhan kanker serviks yang diderita kaum perempuan khususnya ibu-ibu.
Adapun karakter tanaman guanara antara lain mudah tumbuh, kecuali di lahan berair dan berpasir. Sistem perawatan pada masa penanamannya mudah, karena juga tidak gampang diserang hama.
Keunggulannya adalah karena guanara tanaman eksklusif yang tumbuh pada ketinggian sampai 1.200 meter di atas permukaan laut dan di daerah yang beriklim tropis.
Harga 1 pokok Guarana siap tanam Rp 200.000 hingga Rp 250.000. Jika menghasilkan, harga buahnya per kilogram mencapai Rp 200.000 - Rp 250.000 dan harga daunnya mencapai Rp 60.000 - Rp 80.000 per kilogram.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyambut baik kehadiran tanaman ekslusif ini, bisa menjadi tanaman alternatif yang amat menguntungkan bagi petani Sumut.
"Disebutkan tadi harga jualnya mahal dan banyak peminat pula. Tentu kita dukung," katanya saat menghadiri Penandatanganan Memorandun of Agreement (MoA) antara KPHA dengan Ritz Guarana Plantation Holding Berhad, di Rumah Dinas Gubernur Jalan Sudirman No 41 Medan, Rabu (4/12/2019).
Diketahui, Ritz Guarana Plantation Holding Berhad Malaysia merupakan perusahaan yang memiliki hak paten budidaya Guarana dari Brazil. Kemudian, melalui MoA yang ditandatangani bersama pihak Malaysia, KPHA juga memperoleh hak paten untuk membudidayakan Guarana di Sumut sekaligus memasarkan.
Edy menyampaikan apresiasi kepada KPHA yang telah memperjuangkan hingga budidaya guarana bisa dilakukan di Sumut. Ia berpesan agar kelompok petani diprioritaskan, dibimbing penanamannya, hingga pemasaran. Sehingga, kesejahteraan para petani di Sumut meningkat dan mewujudkan Sumut yang agraris terwujud secepatnya.
"Banyak orang yang mulai beralih dan tak mau menjadi petani lantaran dianggap kurang menguntungkan, kurang praktis. Mungkin tanaman alternatif ini bisa menjadi penyemangat kembali, karena harga jualnya kan mahal," tuturnya.
Lebih lanjut, Edy berharap kehadiran tanaman ini juga membantu menggerakkan pertumbuhan ekonomi tak hanya di Sumut, tetapi juga Indonesia. Kemudian, juga mempererat hubungan dengan negara tetangga dan serumpun Malaysia.
Pimpinan Ritz Guarana Plantation Holding Berhad Malaysia Datok Ibrahim Bin Yahaya menyebut bahwa tanaman guarana ini telah lama eksklusif hanya dimiliki Brazil melalui hak paten dan perlindungan geografis. Tetapi, saat ini Malaysia dan Indonesia menjadi negara yang beruntung karena bisa memperoleh paten untuk pembenihan, penanaman, produksi dan perdagangan.
"Terima kasih atas sambutan hangat Bapak Gubernur. Mudah-mudahan kerja sama kita ini membawa banyak manfaat dan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat kecil, " harap Ibrahim.
Ibrahim menjelaskan bahwa KPHA akan menjadi satu-satunya pihak di Indonesia yang membibitkan Gurana dan memasarkan tak hanya di Sumut tapi juga seluruh Indonesia. Saat ini Belitung dan Irian Jaya merupakan dua provinsi yang sudah memesan bibit dari KPHA. (sus/rel)
Baca Juga