PENGAWAL | LANGKAT - Aktifitas pabrik pembuatan briket arang dari CV Global Briket Mandiri di Jalinsum Stabat - Tanjung Pura, warga Dusun VIII, Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, bikin resah warga. Pasalnya, abu kayu yang merupakan bahan baku dan asap produksi briket beterbangan ke pemukiman warga.
Pantauan di lapangan, Selasa (28/1/2020) terlihat material serbuk kayu dan asap beterbangan ke pemukiman warga yang tinggal di sekitar pabrik. Bahkan, beberapa warga mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembuh sejak pabrik tersebut berdiri.
Salah seorang warga, Saniah (73) yang tinggal persis berdampingan dengan tembok pabrik mengaku mengalami gangguan pernafasan dan batuk yang tak kunjung sembuh. "Sebelum ada pabrik ini, gak pernah aku batuk sampai lama gini. Selain asapnya yang pedih di mata, abunya juga mengganggu kali," beber Saniah.
Selain itu, sejak perusahaan itu berdiri, nenek renta yang kesehariannya menjadi buruh cuci dan pengasuh anak ini juga tidak pernah mendapatkan kompensasi dari pabrik briket arang tersebut. "Aku selalu minum telur ayam kampung untuk meredakan batuk. Itu pun ku beli pake uang ku sendiri, gak ada bantuan dari pabrik," keluh Saniah.
Hal senada juga disampaikan tetangga Saniah bermarga Naibaho, bahwa sejak 7 bulan pabrik briket arang berdiri, anak-anaknya sering mengalami batuk. "Abunya tiap hari beterbangan ke pemukiman, itulah yang terhirup kami. Kami minta pihak pabrik agar memasang jaring agar abu kayu tidak ke pemukiman warga," kesal Naibaho.
Disamping itu, warga juga meminta pihak pabrik untuk meninggikan cerobong asap, agar asapnya tidak menyebar ke pemukiman warga. "Kalau cerobong asapnya ditinggikan, asapnya kan bisa terbang jauh. Jadi gak mengganggu sistem pernafasan warga sekitar sini," pungkas Naibaho.
Pada Agustus 2019 kemarin, 90-an warga sekitar pabrik briket arang tersebut pernah mengajukan keberatan ke Kantor Camat Hinai. Namun, hingga kini pihak pabrik pelum juga memenuhi tuntutan warga. "Kami menuntut agar pabrik memasang jaring dan meninggikan cerobong, tapi sampe sekarang belum juga terwujud," pungkas Naibaho.
Terpisah, Camat Hinai, Muhammad Nawawi saat dikonfirmasi terkait masalah tersebut mengatakan, bahwa sudah mengingatkan pihak pabrik agar memasang jaring dan meninggikan cerobong. "Kemarin sudah kita ingatkan. Begitupun, akan saya desak agar permintaan warga itu segera dipenuhi," pungkas Camat Hinai.
Menyikapi keluhan warga tersebut, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Langkat akan memberikan peringatan kepada pihak pabrik agar segera mengatasi keluhan masyarakat. "Kita akan segera panggil pihak pabrik agar bisa secepatnya memenuhi tuntutan masyarakat," pungkas Yasir.
Saat ditemui awak media, pengawas pabrik yang bernama Wandi mengatakan, bahwa asap yang memgepul ke pemukiman warga beberapa waktu lalu disebabkan karena adanya kerusakan mesin produksi. "Kemarin ada kebocoran di mesin pemanas, jadi asapnya mengepul. Sekarang gak ada lagi asapnya, lihatlah kondisinya sekarang," timpal Wandi.
Demi kenyamanan masyarakat, Wandi berjanji untuk semaksimal mungkin mengatasi masalah abu kayu dan asap yang sangat mengganggu. "Nanti kita pasang jaring dan kita ajukan ke bos untuk menambah tinggi cerobong," pungkas Wandi. (Ahmad)
Teka foto: CV Global Briket Mandiri, pabrik briket arang di Jalinsum Stabat - Tanjung Pura
Baca Juga